Spicefest 2007; Jadi Ajang Rendevouz Warga Bandung

Festival Rempah-rempah atau Spicefest yang digelar di halaman belakang Gedung Sate, Sabtu 8 Desember 2007 cukup berhasil mendatangkan pengunjung. Sejak pagi hingga malam, ratusan warga Bandung menghadiri event yang terbilang unik itu. Tak kurang dari 65 booth yang disediakan diisi oleh para pengusaha kecil yang tergabung dalam KUKMI.

Spice Fest

Meski bertajuk Spice Festival, ternyata event ini lebih mirip pasar seni. “Sesuai dengan tag line Spice Fest, yakni Agro, Art and Business gathering, maka unsur seni dan enteratinment mewarnai acara ini,” kata Wawan Juanda, President Republic of Entertainment yang mengorganisasikan event tersebut.  Lebih jauh, ia mengatakan bahwa Spicefest merupakan kegiatan yang bersifat multi event, “Di sini pengunjung tidak hanya melihat pameran tetapi juga bisa mengikuti berbagai acara yang bersifat interaktif dan menambah wawasan,” jelas Wawan Juanda. 

Spicefest selain diisi dengan pameran dan kontak dagang hasil rempah-rempah serta komoditi maupun jasa yang terkait dengan rempah-rempah, juga menampilkan musisi-musisi dan seniman kota Bandung. Tampak di sana misalnya, kelompok band Numata, Mukti Mukti dam Student Orchestra ITB. 

Numata

Untuk memberikan informasi seputar pemanfaatan rempah-rempah, diselenggarakan talk show dengan pembicara antara lain dr. Hanny Ronny Sulistyo dan Harry Suherman dengan topik “Herbal dan Sex Medicine. Sementara dr. Ellya membahas beragam manfaat herbal untuk kecantikan. Keberadaan Spicefest di halaman belakang Gedung Sate itu, oleh sebagian pengunjung dimanfaatkan juga untuk bersosialisasi antar warga Bandung.

Suasana lokasi yang rindah dan sejuk mendukung untuk keperluan itu. Tidak heran jika banyak pengunjung yang betah berlama-lama di acara tersebut. 

Satu pemikiran pada “Spicefest 2007; Jadi Ajang Rendevouz Warga Bandung

Tinggalkan komentar